Purworejo, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulma (PBNU) H Marsudi Syuhud mengungkapkan, NU itu mengurusi banyak hal, tapi kadang kala masih saja ada yang merasa inferior dengan organisasi ini.
"Coba bayangkan, sebelum lahir masih di kandungan kiai NU sudah diundang untuk mendoakan. Begitu lahir, diundang lagi untuk mendoakan. Memberi nama hingga sunatan ngundang kiai NU lagi," ungkapnya.
Hal itu disampaikan pada acara pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purworejo Periode 2019–2024 di Komplek Pesantren Nuril Anwar, Maron, Loano, Purworejo, Ahad, (19/01).
Dikatakan, tidak hanya sebelumlahir sudah diurus NU, bahkan setelah hidup dan menikah pun juga masih diurus NU. "Bahkan nanti hingga menikah kiai NU lagi yang ngurusi, seterusnya sampai punya anak lagi bahkan sampai mati kiai NU terus diminta untuk mendoakan," tegasnya.
Meski begitu menurutnya, kurang sadarnya kiai-kiai NU untuk membahas NU di majelis-majelis menyebabkan kehadiran NU tidak dirasakan masyarakat. "Makanya tambahi, jangan cuma melaksanakan ritual kebiasaan saja. Yang sudah ada maulid ngomong juga tentang NU, di majelis-majelis ngomong juga tentang NU," harapnya.
"Ustadz sekarang jadi pengurus NU, (dalam forum) maulid nggak cerita tentang NU, nyisipin kata NU saja nggak bunyi. Coba bayangkan kalau serempak kita sampaikan perjuangan NU kepada masyarakat. Insyaallah mereka akan semakin paham dan cinta dengan NU," imbuhnya.
Rais PCNU PUrworejo, Jawa Tengah KHR Chakim Chamid menyampaikan pentingnya sinergitas dalam tubuh NU mulai dari badan otonom, lembaga, MWCNU hingga Ranting NU dalam perjuangan NU ke depan.
"Jangan ada dikotomi (NU) struktural dan (NU) kultural. Semuanya saling melengkapi. Adanya jabatan-jabatan tertentu untuk sisi formal dan penataan organisasi. Tapi soal khidmah kita semua berjuang bersama-sama," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, sosok yang biasa disapa Gus Chakim ini menyampaikan terima kasih atas kehadiran semua elemen NU dalam acara pelantikan ini.
"Terima kasih atas kehadiran panjenengan semua. Saya ini memang Rais, tapi Rais tanpa ranting apa artinya. Ujung tombak penjaga NU itu panjenengan semua yang ada di Ranting," ungkapnya.
"Cabang datang ke desa tidak ada pengurus ranting juga menjadikan perjuangan berat. Untuk itu mari bersama-sama saling menopang berjuang di Nahdlatul Ulama," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu hadir Ketua PBNU, H Marsudi Syuhud, Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh beserta KH Chalwani Nawawi, Bupati Purworejo Agus Bastian, dan berbagai tokoh lain.
Kontributor: Ahmad Naufa
Editor: Abdul Muiz
"semua" - Google Berita
January 21, 2020 at 10:00PM
https://ift.tt/2G9kFgq
Ketua PBNU: NU Semua Diurusi - Islam NU
"semua" - Google Berita
https://ift.tt/34ta3Di
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ketua PBNU: NU Semua Diurusi - Islam NU"
Post a Comment