Reynhard Sinaga, warga negara Indonesia, dijatuhi hukuman seumur hidup di Inggris, setelah dinyatakan terbukti bersalah melakukan perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 pria.
Hakim Suzanne Goddard dalam putusannya hari Senin (06/01) menggambarkan Reynhard sebagai "predator seksual setan" yang "tidak akan pernah aman untuk dibebaskan".
Ia juga digambarkan seseorang "jahat, licik, dan penuh perhitungan" ketika melakukan aksinya. Hal ini dikatakan Hakim Goddard menjawab surat referensi yang disebutkan hakim didapat dari ibu, adik perempuan serta gereja yang sering dia datangi untuk tempat ibadah.
Bagaimana kejahatannya akhirnya terungkap, mengapa proses hukumnya tak boleh diberitakan media dan apakah akan ada kasus lagi yang melibatkannya?
Berikut rangkuman penjelasan dari sejumlah artikel yang telah diterbitkan oleh BBC News Indonesia.
Bagaimana kejahatannya terungkap?
Semuanya berawal pada 2 Juni 2017, ketika Reynhard melakukan serangan seksual terhadap seorang pria di apartemennya di pusat kota Manchester. Pria ini sebelumnya oleh Reynhard diberi obat bius.
Reynhard diyakini memasukkan obat yang dicurigai sebagai GHB (gamma hydroxybutyrate), obat bius yang menyerang sistem syaraf.
Reynhard lalu memulai serangan seksual terhadap pria yang berada dalam keadaan tak sadar itu.
Namun tak seperti korban-korban lain, pria yang merupakan olahragawan ini tiba-tiba tersadar ketika Reynhard ketika tengah melakukan aksinya.
Keduanya berkelahi, yang membuat Reynhard cedera parah di kepala.
Pria yang berkelahi dengan Reynhard menelepon layanan darurat. Saat menelepon ini, ia mengatakan bahwa Reynhard mencoba memerkosanya.
Ia menjelaskan pula ia harus memukul Reynhard beberapa kali agar Reynhard tak melakukan aksinya.
Tak lama kemudian, tim medis tiba di apartemen Reynhard dan Reynhard dibawa ke rumah sakit, sementara pria tersebut ditahan polisi, dengan kecurigaan melakukan serangan fisik.
Ketika akan diborgol, pria ini menyerahkan telepon genggam milik Reynhard, yang sebelumnya ia ambil di tengah kebingungan.
Polisi tidak langsung bisa mengakses isi telepon genggam.
Beberapa kali, Reynhard memberi kode yang salah. Namun polisi tidak menyerah dan akhirnya Reynhard memberi kode yang benar.
Ketika polisi memeriksa telepon genggam Reynhard, mereka menemukan rekaman-rekaman video yang menunjukkan Reynhard memerkosa para korban.
Dari insiden inilah kejahatan Reynhard terbongkar.
Polisi kemudian resmi menahan Reynhard dengan dakwaan melakukan pemerkosaan dan serangan seksual.
Polisi membangun kasus berdasarkan data dari dua telepon genggam, laptop dan hard disk yang ditemukan di apartamen Reynhard.
Polisi juga menemukan barang-barang milik korban di apartemen Reynhard, seperti dompet, jam tangan, telepon genggam, kartu mahasiswa, dan surat izin mengemudi.
Dari data telepon genggam, laptop, dan hard disk, diketahui Reynhard memerkosa dan melakukan serangan seksual terhadap pria-pria yang dalam keadaan tidak sadar, 70 di antaranya sejauh ini belum bisa diidentifikasi.
Karena banyaknya korban dan bukti yang didapat, persidangan dibagi menjadi empat, dan Reynhard menjalani sidang pertama pada Mei 2018.
Polisi mengatakan, jika tak ada bukti rekaman video, bisa jadi kejahatan yang dilakukan Reynhard tak pernah terungkap.
Mengapa ia berada di Inggris sejak 2007?
Reynhard pertama kali tiba di Inggris pada 2007 dengan visa pelajar untuk menempuh pendidikan strata dua bidang sosiologi di Manchester.
Setelah selesai menempuh pendidikan S2, dengan meraih tiga gelar magister, ia melanjutkan studi ke jenjang strata tiga di Universitas Leeds, namun memilih untuk menetap di Manchester.
Lokasi apartemennya dekat dengan sejumlah klub malam, yang memudahkannya mencari korban.
Dalam satu rekaman CCTV terlihat, ia keluar pada satu dini hari dan dalam satu kasus ia kembali sekitar 60 detik kemudian ke apartemennya dengan seorang pria.
Mengapa penelusuran kasus dan proses hukum Reynhard dirahasiakan?
Pentingnya perlindungan bagi para korban serangan seksual oleh Reynhard mendorong polisi yang menyelidiki kasus ini meminta pengadilan mengeluarkan putusan yang melarang media menerbitkan berita tentang kejahatan yang dilakukan Reynhard.
Polisi berkepentingan tidak hanya melindungi korban yang sudah berhasil diidentifikasi maupun yang belum.
Jaksa Ian Rushton mengatakan kasus ini "jelas akan jauh lebih sulit untuk ditelusuri" jika media dibolehkan memberitakan kasus Reynhard.
Rushton menjelaskan, jika media dibebaskan untuk menerbitkan laporan, aparat penegak hukum tak ada pilihan selain menggelar kasus ini dalam satu persidangan saja.
Ini berarti - dengan mempertimbangkan banyaknya korban yang dihadirkan - durasi persidangan akan lama dan mungkin akan sulit bagi jaksa untuk menjelaskan kasus kompleks ini kepada juri.
Zed Ali, polisi Manchester yang menyelidiki kasus Reynhard - yang diberi nama Operation Island- mengatakan pelarangan bagi media membantu para korban memberikan kesaksian tanpa tekanan.
Tak diragukan lagi, kata Ali, beberapa dari korban tidak akan bersedia memberikan kesaksian, seandainya proses hukum ini berjalan terbuka dan media dibebaskan untuk menerbitkan berita tentang kasus ini.
Selain untuk melindungi korban, pembatasan pemberitaan diperlukan untuk memastikan Reynhard mendapatkan proses hukum yang adil.
Para juri yang terdiri dari tim yang berbeda di empat persidangan tidak diberi tahu - sampai mereka mengeluarkan putusan - bahwa mereka mengadili orang yang telah dinyatakan bersalah dalam sidang-sidang sebelumnya.
Pada sidang terakhir, salah seorang anggota juri menangis, begitu mengetahui fakta ini, menurut koran Manchester Evening News.
Kadang, pembatasan pemberitaan berakhir ketika terdakwa dinyatakan bersalah oleh tim juri, namun untuk kasus Reynhard, pembatasan ini diperpanjang hingga ketika hukuman dijatuhkan hakim untuk memastikan korban mendapatkan dukungan yang diperlukan.
Apa pembelaan Reynhard?
Dalam pemeriksaan silang oleh jaksa penuntut pada sidang tahap empat 16 Desember 2019, Reynhard mengklaim bahwa semua tindakannya atas dasar suka sama suka.
Ia juga mengeklaim bahwa semua korban memberikan persetujuan atas tindakan yang ia lakukan dan apa yang ia lakukan ini adalah fantasi seks, yang meski dianggap aneh, bisa ditemukan underground.
Ia mengatakan semua korban setuju untuk melakukan hubungan badan ketika korban dalam keadaan berpura-pura tidur.
- Reynhard Sinaga: 'Kami setuju melakukannya, mereka tahu apa yang terjadi'
- Para pria korban Reynhard Sinaga alami 'trauma berlipat': 'Beberapa marah, tertekan, dan meminta kami pergi'
Ketika pembelaan ini oleh jaksa dikatakan sebagai jelas-jelas kebohongan, Reynhard mengatakan, "Saya mengerti pernyataan Anda, namun saya tidak setuju."
Klaim bahwa semuanya dilakukan atas dasar suka sama suka diulang berkali-kali oleh Reynhard dalam persidangan ini.
Klaim ini pula yang disampaikan Reynhard saat ditemui oleh pejabat Kedutaan Besar RI di London.
Ketika hakim membacakan putusan, hakim menggambarkan pembelaan Reynhard sebagai tak masuk akal.
Apakah akan ada babak baru kasus Reynhard?
Hukuman seumur hidup, dengan minimal 30 tahun mendekam di penjara sebelum dipertimbangkan untuk dibebaskan, dijatuhkan berdasarkan bukti dan kesaksian 48 korban yang dihadirkan di pengadilan.
Polisi di Manchester meyakini korban serangan seksual yang dilakukan oleh Reynhard bisa mencapai setidaknya 195 pria.
- Reynhard Sinaga: Semakin banyak yang melapor polisi, korban perkosaan berpotensi bertambah
- Reynhard Sinaga: Media Inggris sebut WNI pemerkosa berantai sebagai 'Peter Pan' dan 'predator seks'
Sejak pembatasan pemberitaan berakhir pada 6 Januari 2020, tim khusus bekerja untuk menerima pengaduan atau laporan melalui layanan telepon khusus.
Polisi mengatakan, tim ini telah menerima sejumlah laporan, beberapa di antaranya terkait dengan kasus Reynhard.
Sekitar 70 pria dari 190 orang yang didata polisi melalui rekaman video, belum bisa diidentifikasi dan mereka mungkin tidak tahu telah menjadi korban perkosaan atau serangan seksual oleh Reynhard karena mereka tidak sadar akibat obat bius yang diberikan Reynhard kepada mereka.
Kepolisian Manchester Raya mengatakan siapa pun yang merasa pernah menjadi korban Reynhard dapat melaporkan melalui online atau menelpon polisi 0800 092 0410 dari Inggris atau +44 207 158 0124 dari luar Inggris.
"semua" - Google Berita
January 06, 2020 at 03:00PM
https://ift.tt/2tb2Tqe
Reynhard Sinaga: Bagaimana kejahatannya terbongkar, mengapa pengadilan 'dirahasiakan' dan semua yang perlu Anda ketahui - BBC Indonesia
"semua" - Google Berita
https://ift.tt/34ta3Di
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Reynhard Sinaga: Bagaimana kejahatannya terbongkar, mengapa pengadilan 'dirahasiakan' dan semua yang perlu Anda ketahui - BBC Indonesia"
Post a Comment