Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) yang juga Ketua Umum Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2021-2024 dr Moh Adib Khumaidi mengatakan, melihat eskalasi penyebaran Covid-19, maka semua tenaga kesehatan baik itu dokter maupun perawat yang berhubungan langsung dengan pasien tentu berisiko.
Seluruh dokter di Indonesia yang jumlahnya mencapai 184.000 perlu diperhitungkan, karena sudah pasti mereka kontak langsung dengan pasien, entah itu pasien dengan keluhan penyakit lain atau pun corona.
Permasalahannya saat ini, menurut Adib, pola berobat masyarakat yang harus mulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), seperti puskesmas, klinik pratama, dan dokter praktik perorangan, membuat dokter dan tenaga medis lainnya sudah berisiko terinfeksi sejak di FKTP.
Menurut Adib, yang terjadi saat ini, banyak masyarakat datang ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), seperti puskesmas, klinik pratama dan dokter praktik perorangan untuk memeriksakan kesehatannya karena takut terinfeksi corona.
Dari semua pasien yang datang tidak ada bisa memastikan di antara mereka ada yang sudah terinfeksi atau belum.
“Jadi kalau kita bilang siapa saja tenaga medis yang berisiko terinfeksi, ya sudah dimulai dari FKTP, bukan hanya rumah sakit. Kecuali kalau memang ada aturan bahwa untuk pasien yang gejala flu atau mengarah ke Covid langsung ke fasilitas kesehatan khusus, tidak perlu datang ke FKTP,” kata Adib kepada SP, Senin (23/3).
Karena itu, menurut Adib, tenaga medis di FKTP pun sudah seharusnya dilengkapi alat pelindung diri (APD). Termasuk untuk rumah sakit swasta atau rumah sakit milik pemerintah yang bukan menjadi rujukan Covid-19.
Benurut Adib, yang berisiko tinggi adalah tenaga medis di rumah sakit umum daerah (RSUD) karena tidak semuanya terpola standarnya untuk penanganan wabah seperti Covid-19. Misalnya, dimulai dari unit gawat darurat (UGD), seharusnya ada penapisan mana kegawatdaruratan penyakit biasa atau wabah.
Sayangnya, tidak semua rumah sakit triase-nya jalan, dan terbagi apakah pasien dengan virus atau biasa.
“Semua keluhan bergabung di UGD, dan semua tenaga kesehatan di situ. Kalau tidak dilengkapi APD terstandar, maka potensi tertular pasti ada,” kata Adib.
Kemudian di ruang isolasi. Menurut Adib, idealnya sebuah ruang isolasi harus memiliki tekanan negatif sehingga tidak menyebarkan virus. Sayangnya, kata dia, tidak semua rumah sakit memiliki ruang isolasi dengan tekanan negatif. Dalam kondisi tidak semua rumah sakit siap menangani pasien Covid-19, maka APD adalah satu-satunya cara untuk melindungi penularan ke tenaga medis.
Kelengkapan APD, menurut Adib, bukan semata untuk keamanan tenaga medis. Melindungi mereka sama dengan mencegahnya menjadi sumber penularan untuk keluarga di rumah, temannya dan masyarakat luas.
Menurut Adib, hampir semua anggota IDI di seluruh daerah mengeluhkan kekurangan APD. Jika pemerintah tidak sanggup memenuhi APD bagi tenaga kesehatan sampai ke seluruh pelosok daerah, maka perlu ada regulasi yang membatasi atau mengurangi pemeriksaan kesehatan untuk kondisi yang tidak darurat.
Pemeriksaan yang terkait dengan corona diarahkan ke fasilitas kesehatan tertentu, yang memang mempunyai APD cukup dan terstandar.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan, saat ini jumlah APD yang tersedia baru sebanyak 105.000. Jumlah ini cukup untuk sementara. Apabila masih kurang pemerintah akan mencari akan menambahkannya. APD ini sudah mulai didistribusikan ke seluruh provinsi yang memiliki kasus Covid-19.
“Sementara ini 105.000, ini cukup. Kurang kita cari lagi. Kita akan distribusikan ke (daerah) yang banyak pasiennya. Terserah dinas kesehatan provinsi,” kata Yurianto.
"semua" - Google Berita
March 24, 2020 at 09:06AM
https://ift.tt/2QCmxEc
PDEI: Semua Tenaga Kesehatan Paling Berisiko - Investor Daily
"semua" - Google Berita
https://ift.tt/34ta3Di
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PDEI: Semua Tenaga Kesehatan Paling Berisiko - Investor Daily"
Post a Comment